Cari Blog Ini

Selasa, 25 Februari 2014



Khomeini : Meminta Hajat kepada Batu Bukan Termasuk Kesyirikan


Berikut adalah petikan penjelasan Ayaatusy-Syaithaan Khomeini tentang konsep kesyirikan yang dipahaminya.
قد يقال إن الشرك طلب الحاجه من الأموات لأنه لا نفع ولا ضرر من نبي أو إمام ميتين إن هما إلا كالجمادات
“Dikatakan bahwa sesungguhnya kesyirikan adalah meminta hajat kepada orang yang telah meninggal, karena tidak ada manfaat dan tidak pula kemudlaratan yang dapat timbulkan oleh nabi ataupun imam yang telah meninggal. Sesungguhnya keduanya hanyalah seperti benda-benda mati”.
Kemudian Al-Khomeini melanjutkan penjelasannya:
والجواب عن هذا التوهم
أولا : لم تبينوا لنا معن الشرك والكفر حتى نعتبر كل ما نريده حسب رأيكم شركا وبعد أن اتضح ان الشرك هو طلب شئ من أحد غير الله باعتبار أنه الرب ,وما عدا ذلك فليس شركا , لا فرق في ذلك بين الحي والميت حتى ان طلب الحاجة من الحجر والمدر ليس شركا وان كان عملا لغوا باطلا
“Dan jawaban dari anggapan ini adalah:
Pertama : Anda tidak menjelaskan kepada kami makna syirik dan kufur hingga kami dapat mempertimbangkan segala hal yang kami inginkan sebagai kesyirikan menurut pendapat Anda. Selanjutnya, menjadi jelas bahwa kesyirikan itu adalah meminta sesuatu kepada seseorang (atau sesuatu) selain Allah dengan menganggapnya sebagai Rabb. Apa saja yang selain itu ( = asalkan tidak menganggapnya sebagai Rabb), maka bukanlah kesyirikan. Tidak ada perbedaan dalam hal itu antara yang hidup dan yang mati, sampai bahkan jika ada seseorang meminta hajat kepada batu dan tanah, maka itu bukan kesyirikan – meskipun itu adalah perbuatan yang berlebih-lebihan lagi baathil.......” [selesai – dari Kasyful-Asraar, hal. 56].
Tak ada komentar dari saya.










Tiada ulasan:

Catat Ulasan